Pendahuluan
Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi
yang dimilikinya. Tak ada satu pun yang luput dari Pengawasan dan
Kepedulian-Nya. merupakan tugas orang tua dan guru sebagai pendidik untuk dapat
menemukan potensi tersebut. Di ranah pendidikan seorang anak dari lahir
memerlukan penanganan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai
dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan
perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi
anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara
intelektual, emosional dan sosial.
Masa
usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk
memperoleh proses pendidikan. Seiring
berkembangnya zaman, metode pengajaran terhadap anak usia dinipun ikut
berkembang, belakangan diketahui bahwa dengan bermain, anak dapat menangkap
pelajaran lebih bagus dari pada bila tidak sedang bermain, hal ini biasanya
dipengaruhi oleh kadar stress anak yang cepat jenuh terhadap hal-hal yang
membosankan.
Untuk itu
diciptakanlah permainan anak yang beda dari permainan anak yang lain, permainan-permainan
ini menstimulus otak anak, merangsang gerak motoriknya, melatih daya ingat dan
banyak lagi lainnya, permainan anak mendidik seperti ini banyak dijumpai di
toko-toko mainan di kota-kota besar, pada dasarnya permainan ini sama dengan
mainan balita yang lain, namun bedanya permainan ini ada
manfaatnya.
Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, dalam
makalah ini penulis ingin memaparkan tentang metode bermain dalam pendidikan anak usia dini dengan
perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana penggunaan metode bermain dalam
mendidik anak usia dini didalam proses pendidikan anak usia dini
Pengertian Metode Bermain
Manfaat dan pentingnya pendidikan usia dini atau PAUD
untuk memberikan imajinasi dan wawasan serta rangsangan sensorik dan motorik
otak agar tumbuh dan berkembang dengan baik untuk menempuh dan persiapan ke
jenjang Pendidikan Dasar. Pola pendidikan ini biasanya berbentuk “Belajar
sambil bermain”dalam tahap pengenalan lingkungan alam dan di mulainya
pengenalan huruf dan angka serta membentuk karakteristik watak anak untuk
menjadi anak yang sehat serta mampu dan dapat menjadi anak yang baik dalam
masyarakat.
Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi
anak, dengan kegiatan tersebut anak mendapatkan kebahagiaan dan kegembiraan.
Bennett mengemukakan bahwa permainan mempunyaifungsi pendidikan dan
perkembangan karena memampukan anak untuk mengendalikan perilaku mereka dan
menerima keterbatasan di dunia nyata serta melanjutkan perkembangan ego dan
pemahaman atas realitas.
Untuk mengetahui metode secara tepat dapat kita lihat penggunaan
kata metode dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris terdapat kata way
dan kata method. Dua kata ini sering diterjemahkan ”cara” dalam bahasa
Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan ”cara” adalah kata way itu,
bukan kata method.
Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian
”cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu”. Ungkapan ”paling tepat dan
cepat” itulah yang membedakan method dan way (yang juga berarti
cara) dalam bahasa Inggris.
Karena metode merupakan cara yang paling tepat dan cepat, maka
urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.
Karena itulah suatu metode adalah merupakan hasil eksperimen. Kita tahu suatu
konsep yang dieksperimenkan harus lebih lulus teori, dengan kata lain suatu
konsep yang telah diterima secara teoris yang lebih dieksperimenkan. Bermain
berasal dari kata ’main’ yang memiliki arti berbuat sesuatu untuk menyenangkan
hati dengan menggunakan alat-alat atau tidak.
Kata bermain mungkin terdengar
kurang serius, hanya untuk mengisi waktu luang saja, walaupun tidak dilakukan
oleh anak. Padahal bagi anak-anak kegiatan bermain merupakan kegiatan yang
sangat mutlak dibutuhkan, sebab dunia anak adalah dunia bermain, bagaimana
mereka memahami dunianya adalah melalui bermain.
Bermain merupakan pekerjaan masa
kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh
pembatasan dan memahami kehidupan. Para ahli psikologi anak menekankan
pentingnya bermain bagi anak. Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan yang
alami dan sangat berarti. Dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk
mengadakan hubungan yang erat dengan lingkungan.
Bermain adalah kegiatan yang dapat
menimbulkan kesenangan bagi anak dan bermain dilakukan denga suka rela tanpa
paksaan atau tekanan dari pihak luar. Kegiatan bermain tersebut tidak mempunyai
aturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain itu sendiri. Anak mendapatkan
kebahagiaan dan kegembiraan melalui kegiatan bermain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan arti bermain: merupakan macam-macam bentuk kegiatan yang memberi
kepuasan pada diri anak, baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat,
dan bahan bermain terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif
ditransformasi sepadan dengan orang dewasa.
Bermain merupakan kegiatan santai,
menyenangkan tanpa tuntutan (beban) bagi anak. Bermain juga merupakan kebutuhan
yang esensial bagi anak. Melalui bermain anak dapat memuaskan tuntutan
dan kebutuhan perkembangan demensi motorik, kognitif, kreatifitas, emosi,
sosial, nilai, bahasa dan sikap hidup.
Bila anak melakukan kegiatan
berpura-pura, menggunakan mainannya tanpa tujuan yang jelas dalam pikirannya,
menyenangkan bagi dirinya sendiri, dan melakukan kegiatan hanya untuk bergiat,
maka anak tersebut dapat dikatakan sedang bermain.
Bermain merupakan pengalaman
belajar yang sangat berguna untuk anak. Meski bermain adalah kegiatan santai
yang menimbulkan kesenangan dan dilakukan dengan suka rela tanpa ada paksaan
dari orang lain, namun bermain mempunyai tujuan. Tujuan bermain adalah membantu
mengembangkan kepribadiannya, yakni aspek intelektual,
aspek keterampilan, aspek
emosional dan aspek sosial.
Definisi Penidikan Usia Dini
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Menurut
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal
1 butir 14, pendidikan anak usia dini didefinisikan sebagai suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini. Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan
utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan
anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang
Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
- Infant (0-1 tahun)
- Toddler (2-3 tahun)
- Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
- Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
Pembahasan
Dalam
beberapa bidang perkembangan telah terjadi perubahan radikal dalam sikap
terhadap pentingnya penyesuaian pribadi dan sosial anak-anak ketimbang dalam
bermain. Perubahan sikap ini bukan hanya saja terjadi dikalangan para ilmuan
tetapi juga di kalangan orang awam. Sejak peralihan abad sekarang telah terjadi
perubahan sikap yang radikal terhaadap bermain sebagai hasik studi ilmiah
mengenai apa saja yang dapat disumbangkan bermain bagi perkemmbangan anak.
Para ilmuan telah
menunjukkan bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang berharga, karena
ketika bermain anak dapat mendorong imajinasi anak dan mengeluarkan ide-ide
yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang ia
miliki tentang dunia dan kemudian juga sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan
baru, dan semua dilakukan dengan cara yang menggembirakan hatinya.
Tidak hanya
pengetahuan tentang dunia yang ada dalam pikiran anak yang terekspresikan lewat
bermain, tetapi juga hal-hal yang ia rasakan, ketakutan-ketakutan dan
kegembiraannya. Orang tua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak
terhadap orang tuanya dan keluarganya.
Permainan
merupakan gejala umum, baik di dunia hewan maupun kalangan masyarakat seperti
lingkungan anak-anak, pemuda, dan orang dewasa. Permaian merupakan kesibukan
yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaaan, tanpa di desak oleh rasa
tanggung jawab permainan tidak mempunyai tujuan permainan terletak dalam
permainan itu sendiri dan dapat di capai pada waktu bermain.
Jadi secara
umum permainan adalah sesuatu yang menyenangkan dan menghibur, yang tidak
memiliki tujuan ekstrinsik dan tujuan praktis. Permainan tersebut bersifat
sukarela tanpa adanya paksaan.
Kesadaran
akan pentingnya pendidikan anak usia dini saat ini semakin marak dimana-mana
selin masyarakat luas, pemerintah pun tampaknya cukup memberikan perhatian yang
serius dalam hal ini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan awal dari
pengenalan dengan situasi lingkungan yang ada di masyarakat umum di luar keluarga.
Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu lembaga yang di samping memberikan
kesempatan bermain sambil belajar dan sekaligus mendidik anak untuk mandiri,
bersosialisasi dan memperoleh berbagai keterampilan anak. Dan di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) inilah anak-anak bisa bersosialisasi dengan anak yang
lain dan mengekspresikan bakat atau kreativitasnya. Pendidikan dalam Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) diberikan secara terpadu dan harmonis yang selaras dengan
perkembangan anak didik.
Dari pengamatan
juga pengalaman yang dilakukan penulis di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) bahwa Metode Pembelajaran (Bermain sambil Belajar), metode yang
dipergunakan dalam kelompok bermain adalah metode belajar aktif yang memiliki
persyaratan yang diantaranya adalah membuat anak aktif dan banyak terlibat dan
juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kreativitas. Kehidupan
anak usia dini adalah dunia bermain maka selayaknya konsep pendidikan untuk
anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya bermain adalah belajar,
dan belajar adalah bermain.
Sekolah telah
mengakui nilai bermain yang mendidik dengan mencakup permainan dan olah raga,
drama, seni suara dan seni rupa yang teratur dalam kurikulum. Pada era
globalisasi ini banyak permainan yang diciptakan dengan menggunakan teknologi
yang canggih maksudnya agar meningkatkan kreativitas anak, akan tetapi masih
bannyak para orang tua yang belum memanfaatkan bahkan mengabaikan permainan
sebagai media untuk meningkatkan kreativitas anak. Ini sering terbukti
seringnya orang tua melarang anaknya untuk bermain akan tetapi ada juga yang
sudah memanfaatkannya. Kreatifitas merupakan daya/kemampuan manusia untuk
menciptakan sesuatu. Kemampuan ini dapat terkait dengan bidang seni maupun ilmu
pengetahuan. Menurut seorang psikologi terkenal, Erick Erickson, masa usia tiga
setengah tahun hingga enam tahun adalah masa penting bagi seorang anak untuk
mengembangkan kreativitasnya. Erikson mengatkan bahwa masa ini adalah masa
pembentukan sikap intiative versus guilt(inisiatif dihadapkan pada rasa
bersalah). Anak-anak yang mendapatkan lingkungan pengasuhan dan pendidikan yang
baik, akan mampu menembangkan sikap kreatif, antusias untuk bereksplorasi,
bereksprimen, berimajinasi, serta berani mencoba dan mengambil resiko.
Sesuai dengan
metode-metode pembelajaran Kelompok Bermain yang memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengembangkan kreativitas, maka berarti kreativitas itu bisa tampil
dini dalam kehidupan anak dan terlihat pada saat ia bermain, karena ketika
bermain anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam
dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia dan
kemudian juga sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru, dan semua dilakukan
dengan cara menggembirakan hatinya. Dan bermain juga menambah daya ingat dan
kesempatan menalar, inilah sebabnya bermain dapat membantu penyelesaian diri
yang baik dalam kehidupan karena anak belajar mengatasi masalah sehari-hari
dari hasil bermain tersebut namun demikian mekanisme permainan yang dapat
merangsang kreativitas anak belum di ketahui secara jelas.
Program
pembelajaran disesuaikan dengan usia, minat, kemampuan, bakat, dan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda pada setiap anak secara individual. Program
pembelajaran dapat dikembangkan oleh lembaga pendidikan untuk memberikan
kesempatan anak berpartisipasi aktif melalui kegiatan permainan (menyentuh,
mengenal, mencoba benda-benda dan sejenisnya), dan program pembelajaran juga
memberikan pengalaman nyata bagi anak sehuingga anak termotivasi dan memperoleh
pengalaman belajar bermakna.
Para psikolog dan para pakar lainnya telah menyadari betapa pentingnya kreativitas bagi individu maupun masyarakat, mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak.
Pertama, karena berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam kehidupan manusia. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Kedua,
kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan
bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam
pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan,
ingatan, dan penalaran.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan bagi lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan bagi lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat,
kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kulitas hidupnya. Dalam
era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung
pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan
ternologi baru. Untuk itu mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan perilaku
kreatif dipupuk sejak dini.
Oleh karena
itu, pengembangan kreatifitas sejak usia dini, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta
cara-cara yang dapat memupuk, merangsang dan mengembangkannya sangat penting.
Kesimpulan
Masa
usia dini merupakan masa-masa keemasan yang merupakan periode kritis bagi anak,
dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini
hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah
peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian
rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan
untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini.
Ditinjau dari
psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia
0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di
lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia
dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.
ko' ga' seperti makalah seh...?
BalasHapusMakasih infonya https://www.facebook.com/profile.php?id=100008922733607
BalasHapus