Rabu, 25 April 2012

POLA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MASALAH
Anak adalah masa depan bangsa yang harus ditumbuhkembangkan jiwa dan  raganya untuk menjadi anak yang cerdas, terampil dan berahlak mulia. Anak  usia dini harus dikembangkan motorik kasar dan motorik haluasnya. Bagi anak  bermain adalah belajar atau belajar seraya bermain. Bagaimana menciptakan  permainan yang dapat mengembangkan pertumbuhan fisik melalui motorik kasar  dan bagaimana mengembangkan motorik halusnya.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dimasa sekarang sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak kita, khususnya di usia 0 sampai dengan 6 tahun. Hal ini sangat penting untuk perkembangan anak khususnya dalam perkembangan perilaku, bakat, pengetahuan. Pada masa-masa usia tersebut anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya. Apabila lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang membuat anak terdidik dengan baik, maka anak akan terbentuk baik pila pola pendidikan dan perilakunya. Untuk itu diperlukan pola pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini


SOLUSI
Konsep dasar pembelajaran pada dasarnya adalah satu rangkaian dengan konsep  belajar dan mengajar. Pada prinsipnya mengajar adalah proses yang terjadi pada guru bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Mengajar pada prinsipnya adalah membina bagaimana belajar, berpikir, berlatih untuk  penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap.   Mengajar  menurut Zamroni (2000:61) adalah seni untuk mentranfer pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan siswa. Kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki guru. Pembelajaran anak usia dini harus  memperhatikan:
1.  Perkembangan anak.
Anak akan dapat belajar dengan baik jika anak merasa aman dan senang dalam  situasi belajar. Untuk mewujudkan itu anak harus terpenuhi kebutuhan  fisiknya seperti makan dan minum yang cukup dan secara psikologis aman dan  senang dalam melakukan aktivitas. Jika proses pembelajaran anak tidak dalam  kondisi yang menyenangkan niscaya akan sulit untuk mengembangkan potesi anak secara wajar, baik, dan maksimal. Tugas pembelajaran keterampilan adalah untuk mengembangkan potensi anak melalui bermain dengan keterampilan. Pililah jenis keterampilan yang menarik dan disenangi anak.
2.  Kebutuhan Anak
Seribu anak akan memiliki seribu keinginan, apakah kita sebagai pembimbing anak akan mampu melayani keinginan tersebut. Tugas pembimbing bukan memenuhi keinginan anak tersebut akan tetapi memupuk, mengarahkan, dan membina anak agar keinginan tersebut tersalurkan dalam kontek pembelajaran. Anak akan dapat bermain dan belajar dengan baik kalau kebutuhan fisiknya tercukupi.
3.    Bermain sambil belajar
Dunia anak adalah dunia bermain, jika anak bermain adalah belajar mungkin berbeda dengan orang dewasa bermain mempunyai konotasi negatif. Anak belajar melalui bermain, apalagi belajar seni dan keterampilan yang memiliki nilai permainan dan rekreasi. Tugas pembimbing adalah bagaimana mengemas materi seni lukis dan keterampilan anak usia dini yang menarik dan  dapat dilakukan sambil bermain. Ini adalah tugas pembimbing yang harus memberikan materi sesuai perkembangan anak.
Bentuk bermain anak dapat  berupa bermain sosial, bermain dengan benda, dan bermain sosiodramatis. Keterampilan anak usia dini dalam melukis banyak yang berhubungan dengan permainan,  maka siapkan permainan yang dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilananak.
4. Pendekatan Tematik
Pembelajaran keterampilan adalah pembelajaran bermain, anak akan bermain  dan belajar dengan baik jika tema bermain sesuai dengan perkembangan dan menyenangkan. Untuk itu, pembimbing harus dapat memilih dan menentukan tema  sesuai dengan kehidupan anak yang paling aktual dan kontekstual.
5. Kreatif dan Inovatif
Tugas pembelajaran keterampilan adalah mengembangkan kreativitas anak, pilihlah jenis keterampilan yang dapat menggali imajinasi dan mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan ide baru yang menantang dan inovatif dapat memotivasi dan menumbuhkan kreativitas anak. Fungsi pembelajaran seni dan keterampilan adalah untuk mengembangkan sensitivitas, kreativitas, dan keterampilan. Anak akan bermain untuk belajar berimajinasi untuk mengembangkan kreativitas tersebut.
6.   Lingkungan Kondusif
Pendidikan anak usia dini dapat dikondusikan dengan lingkungan yang nyaman  dan aman untuk bermain dan belajar. Hal ini penting untuk pelalaksanaan proses belajar dan bermain anak, lingkungan anak yang sesuai dengan dunia  anak dan dapat mengembangkan fantasi anak.
7.  Mengembangkan Kecakapan Hidup
Secara umum kecakapan hidup untuk anak mencakup kecakapan personal, sosial,  akademik, dan vokasional. Pembimbing harus dapat mengembangkan kecakapan  personal dengan baik sesuai perkembangan anak. Kegiatan bermain, belajar, berketerampilan disajikan dalam bentuk yang menyenangkan akan membantu perkembangan anak dengan baik.

PEMBAHASAN
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.

Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran.
Penyusunan model pembelajaran untuk anak usia dini didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian. Kita mengenal beberapa pola / metode pembelajaran yang diterapkan, diantaranya adalah:
1.  Model pembelajaran klasikal
2.  Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman
3.  Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan
4.  Model pembelajaran area
5.  Model pembelajaran berdasarkan sentra
Model-model pembalajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetensi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.

TEORI
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; dan sebagainya.
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang biasa diterapkan di PAUD,  diantaranya adalah :
1.    Model pembelajaran klasikal.
Pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.
2.    Model pembelajaran kelompok dengan pengaman
Pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau subtema yang dibahas.
3.    Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan.
Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas.
4.    Model pembelajaran berdasarkan area.
Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
5.    Model pembelajaran sentra.
Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fingsional, bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak).


KESIMPULAN
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor pendukung lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Diknas. 2002. Acuan menu pembelajaran pada kelompok bermain. Jakarta: Dirpaud.
Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Hamalik Umar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Trigenda Karya.
Gafur. 2007. Model, Strategi, dan Metode pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Martono.2007. Pembekajaran keterampilan anak usia dini. Diktat Kulaih PAUD. Yogyakarta: FIP
Suyanto Slamet.2005. Dasar-dasar prndidikan anak usia dini. Yogyakarta





Kamis, 12 April 2012

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan usia dini merupakan suatu pola pendidikan formal dan informal yang di lakukan dari usia lahir sampai umur enam tahun sebelum memasuki usia sekolah dasar. pentingnya pendidikan usia dini untuk memberikan imajinasi dan wawasan serta rangsangan sensorik dan motorik otak agar tumbuh dan berkembang dengan baik untuk menempuh dan persiapan ke jenjang Pendidikan Dasar.

Pola pendidikan ini biasanya berbentuk “Belajar sambil bermain”dalam tahap pengenalan lingkungan alam dan di mulainya pengenalan huruf dan angka serta membentuk karakteristik watak anak untuk menjadi anak yang sehat serta mampu dan dapat menjadi anak yang baik dalam masyarakat.

Pendidikan anak usia dini sangat perlu dukungan keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta guru yang mengajar agar terjadi ke singkronan di antara nya. Hal ini sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami bahwa seorang anak menghabiskan enam tahun dalam membentuk karakter anak.Sangat disarankan bahwa pendidikan anak usia dini selama 0 tahun sampai dengan 6 tahun harus lebih difokuskan pada pengajaran anak-anak tentang dunia di sekitar mereka melalui bermain serta di berikan wawasan yang lebih baik lagi.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan usia dini tentunya harus di barengi juga dengan kualitas makan serta gizi yang baik ini sangat mempengaruhi masa pertumbuhan serta daya ingat otak anak untuk dapat menyerap pendidikan usia dini dengan baik.Dengan melakukan dan mengoptimalkan pendidikan usia dini sama artinye telah membantu pemerintah dalam program mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Fungsi dan Tujuan PAUD

Pendidikan anak usia dini adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Fungsi PAUD
Mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Tujuan PAUD
  • Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini (AUD) untuk tumbuh dan berkembang, sesuai dengan usia dan potensinya.
  • Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
  • Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi AUD, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya.
Toko Buku Online Terlengkap

Pendidikan Usia Dini (PAUD) Sebuah Pengantar

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, yaitu daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa / komunikasi, dan sosial.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. PAUD diperuntukkan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya dan anak pada usia tersebut pada masa golden age. PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa, karena PAUD membentuk anak Indonesia yang berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mempengaruhi kehidupan di masa dewasanya.

Pendidikan anak usia dini sangat perlu dukungan keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta guru yang mengajar agar terjadi ke singkronan di antara nya. Hal ini sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami bahwa seorang anak menghabiskan enam tahun dalam membentuk karakter anak.Sangat disarankan bahwa pendidikan anak usia dini selama 0 tahun sampai dengan 6 tahun harus lebih difokuskan pada pengajaran anak-anak tentang dunia di sekitar mereka melalui bermain serta di berikan wawasan yang lebih baik lagi.